Masih ingatkah dengan sebuah keluarga besar bahagia sakinah mawadah wa rahmah yang pernah kuceritakan??
Yups! keluarga Cahaya.
Liburan semester kali ini keluarga cahaya habiskan dengan cara-cara yang sederhana tapi berkualitas untuk mengeratkan hubungan mereka.
--------------------------------000----------------------------------
"Libur tlah tiba.. Libur tlah tiba.. hoye.. hoye.. hoye.."
"Nyanyi apa sweety?" tanya bunda kepada gadis kecilnya yang secantik rembulan itu..
"Wulan nyanyi lagunya Tasya bund..; Singkirkan rasa jenumu, lupakan keluh kesah mu, libur tlah tiba.. libur tlah tiba.. hore.. hore..!!"
rabut ikal Wulan naik turun dengan indahnya karena dia menyanyi sambil melompat-lompat memegang pinggang bundanya yang sedang menggoreng pisang. Mata bulatnya mengerjap-ngerjap genit kearah bundanya, bulu mata lentik yang diturunkan oleh ayahnya semakin membuat wajah gadis itu menggemaskan dan tak kuasa ingin mencium pipi halusnya..
"Bunda lagi nggoreng pisang sayang, jangan ditarik-tarik bajunya." kata bunda sambil membelai rambut ikal gadis kecilnya itu..
Bukannya melepaskan tarikannya, si gadis kecil itu malah memeluk bundanya erat sambil mengerlip-gerlipkan matanya genit, yang mengisyaratkan, 'Wulan boleh ngicip pisang gorengnya gag bund?' muka lucunya benar-benar menggemaskan dan membuat bunda tak tahan untuk mencubit pelan hidung mancung yang lagi-lagi turunan dari ayahnya itu, sambil memberikan sebuah pisang goreng kepada gadis mungilnya.
"Hati-hati sweety, masih panas. " spontan sederetan gigi kecil yang putih milik Wulan terlihat, tangan kanannya meraih pisang goreng yang diberikan bunda padanya, " buat dedek Wisang mana bunda?" Wulan minta tambah, " dibagi sama punya mbak Wulan aja ya?" goda bunda, "Buat mbak Gendhis sama mas Yudhis mana? pasti nanti pengen deh bund.." bunda tersenyum sanyang pada gadis cerdasnya ini, "Tangan mbak Wulan cukup untuk bawa tiga pisang?" "cukup kok bund cukuup" jawab sigap gadis itu dengan mata bersinar-sinar,
"Hahaha, nih hati-hati pegangnya." bunda memberikan tambahan dua pisang goreng ketangan mungil gadis tersebut, semenit kemudian dia sudah siap berlari keluar dapur, tapi sebelum sempat dia melangkahkan kaki, tiba-tiba dia berbalik lagi ke arah bunda seakan-akan ada sesuatu yang terlupakan, "bunda.. bundaa.." kata gadis itu pelan.. "Apa sayang?" jawab bunda, matannya tetap kedepan sambil membolak-balik gorengan pisang, Wulan mengangguk angguk, mata bulatnya mengatakan, 'Wulan mau bilang sesuatu bund..' kemudian bunda berjonggkok menghadap ke putri kecilnya, tiba-tiba gadis kecil itu mencium pipi bundanya dan berkata, 'Terimakasih ya bundaku sayaang' kemudian tancap gas berlarian keluar dapur.
Bunda masih tetap dengan posisinya, melihat punggung gadis kecil itu menghilang dari pintu dapur dengan rambut ikalnya yang bergoyang-goyang, rambut ikalnyapun lagi-lagi turunan dari ayahnya, banyak benar ya gen ayahnya yang menurun kepada gadis cantik itu, dalam hari bunda berkata, "Terimakasih ya Allah telah memberi kami buah hati yang begitu menyejukkan. " kemudian melanjutkan pekerjaan menggorengnya kembali.
Bunda mengangkat gorengan pisang yang terkhir dan menaruhnya di piring lebar yang telah penuh dengan pisang goreng berwarna kuning kecoklatan yang menggugah selere. ketika hendak mematikan kompor tiba-tiba terdengar lagi teriakan gadis kecilnya itu, "Bundaaaa.." Wulan berlari ke arah bundanya, bunda mematikan kompor kemudian tersenyum, "Ada apa sayang?" "Wulan lupaa, tadi gag minta pisang buat ayah sekalian." tersenyum lebar hingga gigi-gigi putihnya terlihat.
"Nih bunda dah slese gorengnya, Wulan kalau mau nambah juga boleh kok." kata bunda berjalan keluar dapur sambil membawa sepiring pisang goreng hangat.
"Yeee... Asiikk.." teriak Wulan riang sambil membuntuti kemana bundanya pergi.
----------------------------------00--------------------------------





