Minggu, 19 Juni 2011

El Lin sekali lagi


Untuk kesekian kalinya aku bercerita tentang El Lin.
Lagi-lagi tentang El Lin, gadis manis dan baik hati yang selalu menarik perhatianku.
Sebenarnya dia tidak ubahnya dengan gadis-gadis yang lain, tidak ada yang spesial. Tapi dia istimewa. :D

Sudah lama sekali aku tak mengunjunginya karena kesibukan yang membuatku tak sempat melakukannya.

Tapi, tak tau mengapa belum lama ini aku ingin sekali mengunjungi El Lin, akhirnya aku sempatkan datang ke pojok sunyi untuk menyapanya.

Aku agak terkejut ketika melihatnya, dia tampak tegar dan tangguh. Jauh berbeda di banding El Lin yang ku lihat beberapa bulan yang lalu. Raut mukanya lembut tapi tegas, padahal beberapa bulan yang lalu dia masih sering tersedu.

El Lin bercerita kepadaku tentang kesibukannya yang luar biasa sehingga dapat mengikis sendu di wajahnya. Dia sedang semangat-semangatnya mengerjakan ini dan itu, pergi kesana kemari, bertemu orang ini dan itu. Dia benar-benar terlihat riang dan bersemangat. Dia bercerita, ada satu yang tak pernah berubah,setiap sore dia masih duduk di kursi kayu tepi pantai itu, memandang birunya laut dan deburan ombak menunggu jam 4 datang.

El Lin sempat bercerita, kadang dia berpikir; Mungkin saja perahu yang ia tunggu tak akan datang pada jam 4 sore ketika saatnya nanti. Tapi dia tidak akan merisaukan hal itu jika pada akhirnya nanti perahu yang dia tunggu malah berlabuh di tempat lain. Dia hanya berharap tempat lain yang dijadikan pelabuhan perahu itu adalah tempat terbaik dan dapat membuat pejuang yang ada didalamnya bahagia.

Huuft, El Lin memang terkadang suka mendramatisir suasana, tapi aku tau apa yang dia ceritakan bukanlah dusta.

Kemarin, sekali lagi aku berkunjung ke pojok sunyi hendak menemui El Lin..
Dan kali ini aku lagi-lagi terkejut.

El Lin, yang kerap di juluki wanita tangguh oleh teman-temannya, kini tertuduk dengan mata sembab di atas sajadahnya. Pipinya basah dan sesekali isaknya sampai terdengar ditelingaku.

Sekali lagi, di pojok sunyi itu aku melihat seorang gadis dengan ketulusan hatinya, tersedu mengadu pada Rabbnya. Sebuah bentuk kekhawatirannya pada seseorang yang lama tak dia dengar kabarnya; dan dari angin El Lin mendengar ia mendapat kendala dalam perjuangannya.

Dan malam itu, El Lin menulis sepucuk surat. Hanya singkat saja surat yang dia tulis. Surat untuk orang yang sama; Sun Ju.

Untuk Sun Ju


Aku selalu berdo’a kepada Rabb ku..
Meminta agar kau selalu di jaga oleh Nya.
Memohon supaya kau selalu di sayang oleh Nya
Dan berharap agar Dia selalu memudahkan segala urusan mu.
Maka dari itu,
Kau juga harus menjaga dan menyayangi dirimu sendiri..
Melaksanakan segala urusanmu dengan sebaik mungkin.
Jangan pernah menyerah dan putus asa.
Karena tidak boleh ada sifat itu dalam dirimu.
Bukankah kau pernah berkata bahwa kau tak akan pernah lelah?
Berjuanglah, dan lekas kembali…



-El Lin-


Dia letakkan penanya dan beranjak pergi.
Bibirnya tersungging tipis ketika dia melihatku tengah berdiri diambang pintunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar