Jumat, 07 September 2012

Untuk hari yang istimewa; Cerita tentang pantai itu.



Mungkin kalian heran, mengapa aku begitu suka menceritakan El Lin dan Sun Ju.
Siapakah mereka?
Tentusaja bukan orang yang penting bagi kalian, tetapi penting bagiku.
Kisah mereka dapat membuatku menari-narikan jari menulis cerita yang sekarang sedang kalian nikmati.

Kali ini aku ingin bercerita tentang pantai. Pantai adalah tempat yang mereka sukai.
Mengapa mereka suka pantai? Yah, kapan-kapan coba kutanyakan pada El Lin atau Sun Ju apa alasannya. :D
Yang jelas, banyak kenangan yang terukir dipasir-pasir itu, banyak jejak yang menepak dan tak akan hilang dihempas ombak.

Pagi itu 6 September dan pagi-pagi sebelumnya maupun sore-sore sebelumnya. Pantai selalu menjadi tempat yang indah bagi mereka, bahkan pernah pada suatu pagi ketika mereka berajan-jalan di tepi pantai dan bertandang kesebuah gubuk bekas warung yang kini tak terpakai karena pasir pantai semakin naik, Sun Ju berkata kepada El Lin, “Besok kita beli tanah di dekat sini, kemudian kita bikin rumah disebelah sana.” El Lin tersenyum dan berkata, “Kenapa pengen punya rumah di deket pantai?” “Biar kalau sayangku mau teriak-teriak gag ada yang denger.” Ujar Sun Ju berkelakar.

El Lin semakin erat merapatkan jaketnya kebadan karena pagi itu kabut belum sempurna hilang, jalan setapak di ujung pantai itu belum jelas terlihat karenanya. Tangan kirinya menyangking sandal japit agar kakinya sempurna merasakan basah dan lembutnya pasir pagi, dan itu membuat kakinya merasa nyaman.

Sun Ju asyik mengambil gambar laut, pohon-pohon yang basah, gubug-gubug yang atapnya dipenuhi dedaunan dan tak lupa dia menangambil gambar kekasih tercintanya. Sun Ju bagaikan fotogramer handal memainkan kamere poketnya mencari-cari posisi yang tepat. Dan kemudian cepret, satu senyuman terekam dilayar bening kamera tersebut.

Jika kalian berada disana dan menyaksikan aura yang mengilingi mereka, kalian dengan mudah akan segera tau bahwa aura itu disebut dengan cinta.

Kerena memang pagi itu, pagi yang istimewa untuk mereka. Hari dimana janji-janji masa depan dan harapan-harapan hidup yang indah memeluk erat.

Dan untuk kesekian kalinya matahari itu menjadi saksinya, dan untuk kesekian kalinya sinar lembut yang keluar darinya menjadi saksinya dan untuk kesekian kalinya langit yang luas itu menjadi saksinya, dan untuk kesekian kalinya laut yang biru itu menjadi saksinya dan untuk kesekian kalinya ombak-ombak yang bersahaja itu menjadi saksinya. Dan untuk kesekian kalinya pasir-pasir itu dipenuhi jejak-jejak kebahagiaan mereka yang ombakpun sungguh bersahabat tak ingin menghapusnya sampai kapanpun jua.

Dan untuk yang pertama, hari istimewa itu terulang.
Semoga hari-hari berikutnya akan sama istimewanya dengan pagi itu.^^


Tidak ada komentar:

Posting Komentar