Ada satu hal unik dan lucu yang sempat kulihat ketika aku duduk dan mengobrol hangat dengan teman-temanku sambil makan es buah di sebuah warung di samping kampus disela-sela kuliahku.
Jalan raya siang itu terliat ramai seperti biasa, dari sepeda onthel, becak, andong, motor, mobil dan bus-bus kota yang berasap hitam belalu lalang mengisyaratkan Jogja memang tak pernah sepi apalagi disiang hari.
Siang itu ada pengendara becak yang lain dari biasanya.
pertama-tama aku melihat seorang bapak becak mengayuh keras becaknya, dikursi penumpang duduklah seorang bule perempuan berbaju mini dan bercelana mini, mungkin karena saking tingginya si bule itu jadi kurang bahan untuk membuat baju.
Tak berselang lama setelah itu aku melihat sebuah becak yang dikayuh lebih keras dan sangat bersemangat oleh seorang bapak becak.Tapi ada yang berbeda dari bapak becak ini, yang berbeda adalah yang mengayuh becak tersebut adalah seorang bule laki-laki dengan senyum puasnya bisa manaiki becak dengan kencang. Dan dikursi penumpang duduk bapak sang pemilik becak dengan senyum tulus bahagianya.
Mungkin dalam hati bapak becak itu berkata, "Alhamdulillah, dapat uang yang lumayan, bisa untuk makan istri dan anak-anakku, bisa naik becak di genjotin bule pula, orang hebat saja belum tentu pernah naik becak dikayuh seorang bule."
Sayangnya adegan itu hanya sempat terekam oleh otakku tak sempat aku foto.^^
Aku dan teman-temanku hanya terpekik kaget dan kemudian tertawa melihat adegan tersebut.
"Coba yah, semua orang yang mau naik becak kaya bule itu. Naik becak tapi ngayuh sendiri, ato para pejabat-pejabat suruh nyobain gimana rasanya ngayuh becak." ceplosku begitu saja pada teman-temanku. Dan salah satu dari temanku berkata, "Kalo kaya gitu ya gag ada yang mau naik becak klo suruh ngayuh sendiri."
"Ya ya ya." jawabku sekenanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar