Senin, 04 April 2011

Tentang Perjuangan II



Hujan benar-benar lebat. Jalan depan kampus 3 sampai tak jelas ku pandang dari jendela audit lantai tiga itu.

Hm, hujan.., gumanku sambil tersenyum tipis karena hujan selalu mengingatkan ku akan sesuatu yang membuatku melantunkan doa itu...

Lamunanku terputus, dipojok sana kulihat gadis manis dan imut, kawan seperjuanganku; memanggilku pelan.

Dan ku melihat Kisah Perjuangan yang kedua di hari itu..

Dia : Inung....
Aku : ^^ [hanya membalas panggilan itu dengan senyuman]
Dia : Aku jadi pengen nangis..
Aku : Semangat An, Teguhkan Niatmu Mencapai Tujuanmu!!

Belum usai ku meniru pesan dari bu Djasman, Dia telah menarik ujung jilbab merah keungu-unguannya menyeka air mata yang mengalir dari ujung mata teduhnya.

Aku : Aduh sayang jangan nangis..

Tiga orang penyanyi dadakan berbekal gitar mulai menyanyikan lagu untuk menghibur teman-teman diakhir dialog itu. Dan aku sudah tidak nyaman duduk di kursiku, ingin sesegera mungkin menghampirinya dan memelu erat dan menenangkan tangisannya.

Aku : Sayang... (sambil merengkuh pundaknya)
Dia : Aku capek Nung... (Isakan tangisnya semakin kencang)
Aku : Yaudah, nangis aja gag papa sampe lega...
Dia : Sebenere gag pengen nangis, tapi gag kuat lagi. Kok kaya gini ya Nung...
Berat banget, temen-temen diajak berjuang susah banget. Diajak kumpul buat evaluasi aja gag ada yang pada datang.. padahal tadinya bilangnya iya iya..
Gimana caranya nyadarin mereka kalo mereka sekarang ini pemimpin bukan kader lagi..
Capek Nung, apa-apa aku.. bla.. bla..bla.. [dan masih panjang lagi]

Aku : Aku minta maaf ya An...
Habis ini kita ke komsat aja, tetep lanjutkan agenda kita..

Maafkan aku karena sudah tak besamamu lagi berjuang bersama-sama di komisariat seperti dulu.
Maafkan aku karena kau harus merasa berjuang sendirian.
Maafkan aku karena terlalu berat beban yang harus kau pikul sendirian.
Tapi aku masih inung yang dulu, tidak ada yang berubah.
Bagilah bebanmu, dan aku siap kau ajak jatuh bangun melompat dan berlari seperti yang pernah kita lakukan bersama dahulu.

Dan di penghujung malam itu..

Sms mu masuk di Hpku:
“Terimakasih untuk pundak mu, sayang..^^”

Segera ku balas pesanmu:
“Sama-sama sayang..^^, letakkanlah tanganmu diatas bahuku. Biar terbagi beban itu dan tegar dirimu. Di depan sana cahya kecil tuk memandu, tak hilang arah kita berjalan menghadapinya.”




*Untuk semua sahabat seperjuanganku:
Tak akan tercipta nahkoda yang tangguh dilautan yang sepi.
Selalu teguhkan niat kita untuk berjuang.
Ada pahala disetiap letih kita.^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar