Sabtu, 02 April 2011
Jogjaku
Baru saja, di sore hari ini, 13 Oktober 2010. Aku begitu gembira.
Awalnya, aku yang sedang mengobrol seru dengan adek-adekku karena dipintu kamar mereka di temple foto-foto dan lambang berbagai universitas. Dan di atas foto-foto itu tertuliskan “Universitas Impian kami”. Dari lambang unversitas yang aku sangat kenal sekali yaitu UAD, UGM, sampai lambang unversitas yang aku sama sekali tidak kenal, seperti unversitas denpasar,dan saking katroknya lambang unversitas Indonesia dan Unair pun asing dimataku. Dipojok bawah juga ada lambang universitas Sorbone, Oxford, Singapura dan masi banyang lagi.
Sedang asyik-asyiknya bercanda membicarakan unversitas idaman adek-adekku itu. Tiba-tiba aku terdoga dengan suara keras yang datang dari arah jalan depan asramaku.
Langsung saja aku dan adek-adekku melongok kejendela, ingin tau apa yang terjadi di luar sana.
Dan ternyata ada pawai untuk memeriahkan hari lahirnya kota Jogjakarta yang ke 254.
Di urutan pertama ada drumband dengan seragam kebaya dan blangkonnya. Diteruskan dengan mobil bak terbuka di naiki oleh sepasang pengantin yang berbaju adat Jogjakarta. Dibelakangnya ada anak-anak bermain kuda lumping dan tak lupa dengan blangkon yang menghiasi kepala mereka. Diikuti dengan barongan dan banyak iringan sepeda, becak sampai iring-iringan delman dengan hiasan yang cantik.
Yang naik diatasnya adalah adek-adek SD dan TK yang ada di DIY. Mereka sungguh terlihat sangat lucu sekali.
Setelah itu aku berfikir, 254 tahun. Sudah tua juga ya kotaku tercinta ini. Jika ku ingat-ingat kembali sudah banyak perubahan yang terjadi di kota penuh sejuta kenangan ini.
Aku jadi ingat ketika kecil betapa senangnya aku jika di ajak ke tempat simbah untuk liburan di Jogja. Walaupun aku mabuk bis, tapi bayangan Jogja begitu mempesonaku.
Waktu aku masi kecil, Jogja belum seperti sekarang ini.
Jogja itu adem, udaranya enak, sejuk, dingin. Karna itu aku selalu senang di Jogja, karena udara di Kendal sangat panas.
Tapi sekarang, lima tahun sudah aku berada di kota ini. Walaupun kota ini tetap menjadi kota yang paling aku cintai sampai kapanpun, tapi Jogja sekarang begitu panas. Udara tak sesejuk dulu lagi, polusi dimana-mana. Bahkan beberapa kali terjadi gempa.
Jogja ku sekarang sudah tua, mulai sakit-sakitan rupanya.
-Memory of 13 Oktober 2010-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

jozz...labjutkan gan...
BalasHapusThanks.^^
Hapus