Jumat, 16 Desember 2011

Iseng-iseng berhadiah

Lagi pengen iseng-iseng berhadiah.
Kali ini aku ingin menuliskan beberapa sms dari teman-temanku yang masih tersimpan dalam inbox.
Semoga dapat bermafaat juga untuk teman-teman lain yang membacanya.^^

^^
jangan menunggu bahagia baru tersenyum, tapi tersenyumlah maka kamu akan kian bahagia.
jangan tunggu kaya baru beramal, tapi beramallah maka kamu akan semakin kaya.
jangan tunggu termotivasi baru bergerak, tapi bergeraklah maka kamu akan termotivasi.
jangan tunggu dipedulikan orang baru kamu peduli, tapi pedulilah kepada orang lain maka kamu pasti akan dipedulikan.
jangan tunggu terinspirasi baru menulis, tapi menulislah maka inspirasi akan hadir dalam tulisanmu.
jangan tunggu contoh baru bergerak, tapi bergeraklah maka kamu akan menjadi contoh yang akan diikuti.
jangan tunggu sukses baru bersyukur, tapi bersyukurlah maka akan bertambah kesuksesanmu.
jangan tunggu bisa baru melakukan, tapi lakukanlah!, kamu pasti bisa.
jangan banyak berteori dan berfantasi tanpa aksi, tapi beraksilah dengan kekuatan teori dan imajinasi.
jangan jadi pecundang yang selalu menunggu bukti, jadilah pemenang yang selalu menyajikan bukti.

^^
hidup yang baik:
ketika kita bisa mensyukuri apa yang kita peroleh.
ketika kita bisa berbagi dikala kesempitan.
ketika kita bisa tersenyum disaat cobaan datang.
ketika kita bisa memaafkan walau sangat menyakitkan.
ketika kita tetap peduli sedangkan yang lain lengah.

hidup yang indah itu:
bukan disaat semua impian terwujud, tapi keindahannya terletak pada ketulusan dan kesungguhan hati dalam menjalaninya.

karena itu kita tidak hanya melihat akhir dari suatu impian.
tapi renungkanlah proses pencapaian, karena disanalah terletak keindahan hidup.

^^
seperti anak panah, kadang kita perlu mundur sejenak, bukan untuk menyerah, tapi untuk menghimpun kekuatan. Lalu maju melesat menerobos apapun, tepat pada sasaran.

^^
"Sebaik-baiknya kalian adalah yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya."
(HR. Bukhori)

^^
"Rasulullah SAW bersabda: Yang menyebabkan agama cacat adalah (menuruti) hawa nafsu."
(HR. Asy Syihaab)

^^
Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji pula; sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik pula. Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rizqi yang mulia (surga). (An Nur: 26)
Maka baikkanlah dirimu untuk mendapatkan yang baik.^^

^^
'Aisyah RA berkata, "Rasulullah SAW bukanlah orang yang keji dan orang yang membiakan kekejian. Beliau tidak mengeluarkan suara keras-keras di pasar-pasar dan tidak membalas kejahatan orang lain dengan kejahatan. Beliau suka memaafkan dan berjabat tangan."
(HR. Tirmidzi)

^^
Iman yang paling utama adalah apabila kamu mengetahui bahwa Allah selalu menyertaimu dimanapun kamu berada."
(HR. Ath Thobari)

^^
Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu akan menjagamu, sedangkan kamulah yang menjaga harta. Ilmu itu hakim, sedangkan harta yang akan ia hakimi. Telah mati para penyimpan harta dan sisalah para pemilik ilmu walupun diri-diri mereka telah tiada, akan tetapi ada di hati-hati manusia. (Ali bin Abi Tholib)

^^
Hadist Qudsi:
"Pasti akan mendapat Cinta-Ku orang-orang yang saling mencintai karena Aku, saling kunjung-mengunjungi dan saling memberi karena Aku."

^^
"Hendaklah kita mengukur ilmu bukan dari tumpukan buku yang kita habiskan; bukan dari tumpukan naskah yang kita hasilkan; b ukan juga dari penatnya mulut dalam diskusi yang tak putus yang kita jalani; melainkan dari amal yang keluar dari setiap desah napas kita.
(Ibnul Qayyim Al Jauziyyah)

^^
Sahabatku yang baik hatinya. :-)

Yang ditangan Tuhan itu BUKAN jodohmu, tapi HUKUM bagi jodohmu..

Hukumnya adalah:
Jika engkau baik, engkau akan berjodoh dengan jiwa yang baik.
Jika engkau menunda kebaikan, maka engkau akan berjodoh dengan orang yang kebaikannya belum datang.

Jodoh ada ditanganmu..

Engkau yang memilah, Tuhan yang menyetujui.
Maka janganlah engkau memaksa dalam memilih yang tidak baik atau apapun..
Jadilah sebab yang baik bagi jodoh dan kehidupanmu.

-Mario Teguh-

^^
"Do'a seorang hamba akan dikabulkan selama ia tidak berdo'a untuk perbuatan dosa atau memutus silaturahim, dan selamu ia tidak berputus asa dalam berdo'a."
(HR. Muslim)

^^
Nabi SAW bersabda: Barang siapa mempunyai tiga hal pada dirinya, dia akan mendapatkan manisnya iman:
1. Seseorang yang menjadikan Allah dan Rasulullah lebih dicintai oleh dirinya daripada yang lainnya.
2. Seseorang yang mencintai orang lain, yang dia tidak mencintai orang itu, melainkan karena Allah semata.
3. Seseoran yang tidak suka kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya, sebagaimanadia tidak suka dilemparkan kedalam api (neraka).
(HR. Bukhori-Muslim)

Hmm, sekian dulu saja ya yang aku tuliskan..
Kapan-kapan dapat kita sambung lagi..^^
Wassalam..

Selasa, 08 November 2011

Apa Kabar November?


Apa Kabar November??

Hm, lama sekali rasanya tidak memetikkan jari ini diatas keyboard leptop.
sudah lama rasanya tidak menulis ataupun merangkai kata mengunggkapkan sebait saja kegelisahan hati. Bulan Agustus, September, Oktober terlewatkan dengan banyak kenangannya tapi tak satu katapun terukir disini.
Hm, sayang sekali sebenarnya..
dan tak terasa sekarang aku sudah berjumpa dengan bulan November..
Apa kabar November ku tahun ini?
Semoga lebih baik dari novemberku tahun lalu.
November adalah bulan yang istimewa untukku, banyak kenangan di bulan ini. banyak rintik hujan yang jatuh dibulan ini. banyak do'a yang terlantun diantara derasnya hujan yang membasahi bumi Jogjaku ini.
Indahnya bulan november dengan semua dingin dan hangatnya.

Akan ku kutipkan sebuah lagu spesial untuk bulan november dan untuk orang yang membuat bulan november menjadi istimewa dan membuat rintik hujan terlihat begitu indah dimataku.^^

Lirik lagu Haris Isa;

Apa Kabar November?


Rinai hujan jatuh membasahi
Bulan ini November ingatkan kembali
Setahun lalu aku berjanji
Takkan ulangi satu dosa nafsu diri

Sampai dimanakah ku kini
Masih terjebak ku sadari

Siang dan malam terus berganti
Bagai angin berlalu tak bisa warnai

Terbelenggu hatiku ini
Sulit terbebas tak mengerti

Setiap kali ku mencoba berhenti
Dengan sungguhnya sesal dalam diri
Dan berapa lama ku jatuh lagi
Mungkin tak tegarnya niat hati
Hingga lagi lagi ku sesali
Oh Tuhan ampuni hamba-MU ini

Akankah November tahun nanti
Ku masih saja begini, jangan lagi


Kalau penasaran bagaimana lagunya, bisa cari sendiri di internet. Hhehee,

Senin, 11 Juli 2011

Badai Bulan Delapan

Angin pantai mulai berubah haluan, dingin menusuk tulang dan jauh lebih kencang dari sore-sore biasanya. El Lin merentangkan kedua tangannya menghadap ke laut lepas menghirup dalam bau angin yang sedikit berbeda. Dua menit kemudian dia terbatuk cukup keras hingga mengeluarkan ludah.

Dia berbalik dan berjalan cepat menuju bangku kayu tepi pantai dan meraih sepeda yang dia sandarkan disebelahnya.

Dia mulai mengayuh sepedanya perlahan, jilbab birunya berkibar terhempas angin seiring memerahnya laut harapan; seolah matahari akan ditelannya bulat-bulat.

Sudah beberapa malam ini El Lin tak nyenyak tidur. Badannya semakin kurus, tubuhnya sering menggigil di balik selimut merahnya. Ditengah malam dia sering terbangun, terbatuk menggeser badannya kekanan dan kekiri kemudian memejamkan mata kembali. Berharap dia dapat tidur dengan perasaan yang lebih baik.

Aku menduga-duga sepertinya El Lin sedang tidak enak badan, tapi tidak segera aku tanyakan kepadanya, karena aku sendiri sedang banyak tugas dan dalam kondisi tidak sehat. :D

Setelah kondisiku cukup membaik, kusempatkan benar berkunjung ke pojok sunyi untuk melihat kondisi El Lin.

Dan betapa terkejutnya aku, ketika melihat El Lin terbaring lemah diranjangnya. Kuhampiri dia, menyapa dan menayakan keadaannya. Dia hanya tersenyum dan berkata, “Ternyata badanku tidak sekuat semangatku.” Akupun tertawa kecil mendengar perkatannya, “Kemarin kamu terlalu banyak main, sekarang disuruh banyak istirahat, biar besok bisa main-main lagi.” Candaku kepada El Lin, “Hmm, ternyata aku tidak sekuat itu.” Kata El Lin sambil tertawa renyah.

Tirai merah maroon yang terpasang cantik dijendela pojok sunyi berkibaran begitu kencang, loceng mainan bergantungkan boneka lumba-lumba beningpun berbunyi hingga suaranya tak beraturan, angin sore itu begitu berbeda dari angin sore biasanya.
Ada segurat kekhawatiran yang terpancar di wajah lemah El Lin. “Badai Bulan Delapan.” Kata El Lin memandang jendela yang terbuka dan tertutup sendiri terkena hembusan angin.

Badai bulan delapan terjadi ketika musim berganti lebih dari satu dasawarsa, tapi sebenarnya aku tidak mengerti bagaimana cara El Lin mengetahui tentang kedatangan badai bulan delapan itu; dia memang istimewa.

Sebenarnya tidak ada yang spesial dengan badai ini, tidak beda dengan badai-badai lainnya. Tapi bagi El Lin badai bulan delapan adalah saat-saat yang menegangkan dan mengkhawatirkan. Karena dia pernah kehilangan seseorang yang dia sayang ketika badai bulan delapan datang beberapa tahun silam.

Dan sekarang badai itu datang lagi, ketika dia telah bertekat menunggu sebuah perahu pulang pada jam 4 sore nanti.

El Lin hanya selalu berdo’a kepada Tuhannya, meminta diberikan yang terbaik. Dan dia sedapat mungkin belajar berlapang hati, jika suatu hari nanti perahu itu tak kembali karena dibawa menepi ke pelabuhan lain oleh badai bulan delapan.

Aku juga hanya bisa berdo’a untuk El Lin dan seseorang yang selalu El Lin nanti kedatangannya di tepi panta tiap jam 4 sore.


“I ask Allah to bless all they do, take they in the best way, and guide they every single day. And also I pray for them, hopefully they get happy in the end.”

Minggu, 19 Juni 2011

El Lin sekali lagi


Untuk kesekian kalinya aku bercerita tentang El Lin.
Lagi-lagi tentang El Lin, gadis manis dan baik hati yang selalu menarik perhatianku.
Sebenarnya dia tidak ubahnya dengan gadis-gadis yang lain, tidak ada yang spesial. Tapi dia istimewa. :D

Sudah lama sekali aku tak mengunjunginya karena kesibukan yang membuatku tak sempat melakukannya.

Tapi, tak tau mengapa belum lama ini aku ingin sekali mengunjungi El Lin, akhirnya aku sempatkan datang ke pojok sunyi untuk menyapanya.

Aku agak terkejut ketika melihatnya, dia tampak tegar dan tangguh. Jauh berbeda di banding El Lin yang ku lihat beberapa bulan yang lalu. Raut mukanya lembut tapi tegas, padahal beberapa bulan yang lalu dia masih sering tersedu.

El Lin bercerita kepadaku tentang kesibukannya yang luar biasa sehingga dapat mengikis sendu di wajahnya. Dia sedang semangat-semangatnya mengerjakan ini dan itu, pergi kesana kemari, bertemu orang ini dan itu. Dia benar-benar terlihat riang dan bersemangat. Dia bercerita, ada satu yang tak pernah berubah,setiap sore dia masih duduk di kursi kayu tepi pantai itu, memandang birunya laut dan deburan ombak menunggu jam 4 datang.

El Lin sempat bercerita, kadang dia berpikir; Mungkin saja perahu yang ia tunggu tak akan datang pada jam 4 sore ketika saatnya nanti. Tapi dia tidak akan merisaukan hal itu jika pada akhirnya nanti perahu yang dia tunggu malah berlabuh di tempat lain. Dia hanya berharap tempat lain yang dijadikan pelabuhan perahu itu adalah tempat terbaik dan dapat membuat pejuang yang ada didalamnya bahagia.

Huuft, El Lin memang terkadang suka mendramatisir suasana, tapi aku tau apa yang dia ceritakan bukanlah dusta.

Kemarin, sekali lagi aku berkunjung ke pojok sunyi hendak menemui El Lin..
Dan kali ini aku lagi-lagi terkejut.

El Lin, yang kerap di juluki wanita tangguh oleh teman-temannya, kini tertuduk dengan mata sembab di atas sajadahnya. Pipinya basah dan sesekali isaknya sampai terdengar ditelingaku.

Sekali lagi, di pojok sunyi itu aku melihat seorang gadis dengan ketulusan hatinya, tersedu mengadu pada Rabbnya. Sebuah bentuk kekhawatirannya pada seseorang yang lama tak dia dengar kabarnya; dan dari angin El Lin mendengar ia mendapat kendala dalam perjuangannya.

Dan malam itu, El Lin menulis sepucuk surat. Hanya singkat saja surat yang dia tulis. Surat untuk orang yang sama; Sun Ju.

Untuk Sun Ju


Aku selalu berdo’a kepada Rabb ku..
Meminta agar kau selalu di jaga oleh Nya.
Memohon supaya kau selalu di sayang oleh Nya
Dan berharap agar Dia selalu memudahkan segala urusan mu.
Maka dari itu,
Kau juga harus menjaga dan menyayangi dirimu sendiri..
Melaksanakan segala urusanmu dengan sebaik mungkin.
Jangan pernah menyerah dan putus asa.
Karena tidak boleh ada sifat itu dalam dirimu.
Bukankah kau pernah berkata bahwa kau tak akan pernah lelah?
Berjuanglah, dan lekas kembali…



-El Lin-


Dia letakkan penanya dan beranjak pergi.
Bibirnya tersungging tipis ketika dia melihatku tengah berdiri diambang pintunya.

Selasa, 14 Juni 2011

FAI UAD; Keluarga Kecil, Bahagia, Sejahtera; Sakinah, Mawadah wa Rahmah^^



Pada tanggal 9 April 2011 sebuah sms yang sangat menarik masuk ke HP ku.
Begini bunyi sms tersebut:

FOKOS PAGI FAI HARI INI: 09-04-2011 jam 10.00 WIB

Agenda:
-Tasyakuran telah terakreditasinya FAI “B” (TH, BSA)

Menu:
-Bakso/Mie Ayam Idola Tamsis

Peserta:
-Mahasiswa aktif FAI UAD
-Alumni FAI UAD yang berdominasi di Jogja
-Tim Panser Obrak abrik FAI UAD

Progress Report:
-Mempertahankan Status FAI
-Bertemu dengan alumni FAI
-Mengamankan rute FAI-Tamsis
-FAI tetap ada penggemarnya :D

Saat itulah aku merasa memiliki keluarga baru, keluarga kecil, bahagia, sejahtera; sakinah, mawadah wa rahmah. Keluarga baruku FAI.^^

Pada tanggal 9 April 2011 FAI mengadakan tasyakuran karena jurusan TH dan BSA telah terkakreditasi “B”. Seluruh mahasiswa FAI UAD dan alumni FAI UAD yang berdomisili di Jogja di undang dalam tasyakuran tersebut. Dan baru kali ini aku merasakan fakultas mengadakan tasyakuran bersama seluruh mahasiswanya. Ya mungkin bisa dipahami karena mahasiswa FAI yang tidak terlalu banyak di banding dengan mahasiswa UAD di fakultas-fakultas yang lainnya lebih memudahkan untuk melalukan kegiatan yang melibatkan seluruh mahsiswanya. Tapi bukankan Small is Beautiful?? Ya seperti itulah yang aku lihat di FAI. Karena mahasiwanya hanya sedikit kami bagaikan keluarga. Saling mengenal satu sama lain, angkatan diatasnya maupun dibawahnya saling kenal. Bahkan saking dekatnya jika ada salah satu dari mahasiswa yang jarang berangkat hampir semua anak FAI tau itu, kita saling mengingatkan dan memotivasi.

Dosen di FAI sangat menyenangkan, karena hampir dapat dipastikan, semua dosen kenal dengan mahasiswanya. Bahkan jika ada satu mahasiswa saja yang tidak berangkat pasti bapak/ibu dosen akan tau.

Pembelajaran yang dilakukanpun sangat asyik, semua dosen memberi perhatian kepada setiap mahasiswa, diskusi dikelas berjalan dengan baik, transfer ilmu dilakukan secara maksimal.

Yah, semua itu dapat terlaksana karena didalam kelas mahasiswa hanya sekitar 7 orang sampai 25 orang, itupun jika ada kuliah umum gabungan antara TH dan BSA.
Walupun begitu, FAI UAD dengan segala keterbatasannya, mencoba memberikan yang terbaik untuk mahasiswanya, baik pengajarannya maupun pelayanan dan fasilitasnya.

Dan yang tak kalah pentingnya, FAI UAD mampu mengukir cerita indah dihati para mahasiswanya. Ketika pit-pitan bersama, masak ikan bareng-bareng, main bareng dan kebersamaan-kebersamaan lainnya. Kawan, Mari kita ukir bersama kenangan indah yang lainnya di FAI UAD kita..

Nb: Kawan-kawanku di FAI… Keep Spirit!! Be the best of minority.^^




-Memory of 9 April 2011-

Kritik Anda adalah Kue Anda

“Anda tidak berhak dipuji kalau tidak bisa menerima kritikan” (Halle Berry,2005)

Itulah kalimat yang dahsyat yang disampaikan Halle Berry, artis peraih Oscar melalui film James Bond ‘Die Another Day’ di tahun 2004 ketika mendapat piala Razzle Award.

Razzle Award adalah piala penghargaan yang diberikan kepada mereka yang dinilai aktingnya buruk. Label pemain terburuk ini didapatkan Halle setelah memainkan perannya di film ‘Cat women’

Sambutannya sungguh menarik: “Saya menerima penghargaan ini dengan tulus. Saya menganggap ini sebagai kritik bagi saya untuk tampil lebih baik di film-film saya berikutnya. Saya masi ingat pesan ibu saya bahwa :”Kamu tidak berhak dipuji kalau kamu tidak bisa menerima kritikan”.

Tepuk tangan sambil berdiri sebagai bentuk ketakjuban dari para hadirin sangat memeriahkan malam itu. Sangat sedikit orang yang sanggup menerima kritik seperti Halle.

Nah, sekarang apa arti kritik bagi teman teman? Apakah itu musibah buruk? Seperti bencana yang tidak terduga, atau symbol kehancuran diri?
Adakah yang dapat merima kritik layaknya menerima pujian?

Kritik bisa berupa nasehat, oblolan, sindiran, guyonan, hingga cacian pedas.
Bagaimanapun, akan lebih menyenangkan jika kita tampil memuaskan dan mendapat pujian.
Tapi siapa yang bisa menjamin bahwa kita bisa aman dari kritik? Toh kita hanya manusia biasa dengan segala ketebatsannya. Di dunia ini lebih banyak orang yang suka mengkritik dari pada dikritik. ^^

Kalau kamu suka sepak bola, pasti sering mengamati para komentator dalam mengeluarkan pernyataan pedasnya, padahal belum tentu kepandaian mereka dalam mengkritik orang sebanding dengan kemampuannya jika disuruh memainkan sepak bola sendiri di lapangan.

Yang harus kita tanamkan kepada diri kita adalah, “Kita tidak boleh hanya jadi KRITIKUS, akan tetapi kita harus bisa menjadi KONSEPTOR”
Pertanyaanya sekarang adalah: seandainya kita mendapat kritikkan yang sakitnya melebihi tamparan apa yang harus kita lakukan?

Jawabannya adalah….
Nikmatilah setiap kritikan layaknya kue kegemaran kita!!
Bisakah??!! Mengapa tidak??

Berikut tips untuk menghadapi kritik :

1.Ubah paradigma kita terhadap kritik
Tidak sedikit orang yang jatuh hanya gara-gara kritik, meski tidak semua kritik itu benar dan perlu di tanggapi. Padahal, kritik menunjukan ada yang masih ‘peduli’ kepada kita.
Kritik merupakan kesempatan untuk koreksi diri. Tentu saja akan menyenangkan jika mengetahui secara langsung kekurangan kita daripada sekedar menerima dampaknya, seperti dikucilkan misalnya.

2.Cari tau sudut pandang si pengkritik
Tidak ada salahnya mencari detail kritik yang disampaikan. Apa alasan dan latar belakang seseorang yang mengkritik kita. Jika perlu, justru carilah orang yang mau memberi kritik sekaligus memberi saran. Toh kita tidak akan menjadi rendah dengan hal itu. Justru itu akan membuka persepsi dan wawasan maupun paradigma baru yang mendukung langkah kita.

3.Kritik tidak perlu dibalas dengan kritik
Tanggapi kritik dengan bijak. Tidak perlu merasa marah atau dimasukkan kedalam hati. Bukankah menyampaika pendapat adalah hak semua orang? Nikamtilah apapun yang mereka sampaikan. Tidak ada ruginya untuk ringan dalam memaafkan seseorang. Anggaplah itu semua untuk perbaikan kita.

4.Terimalah kritik dengan senyuman
Ini semua bisa melatih mental kita agar bisa tegar dalam menghadapi ujian yang lebih hebat di kemudian hari. Meskipun tidak mudah, asah terus keberanin kita untuk menikmati kritik layaknya menikmati kue.
Ingat , pujian dan apresiasi hanya akan datang apabila kita sudah melakukan sesuatu yang berharga.
So, jangan pernah berputus asa jika di kritik, dan tanggapilah setiap kritik dengan lapang dada..!!

Minggu, 10 April 2011

Sepucuk Surat untuk Sun Ju

Sekali lagi, ku ingin bercerita tentang El Lin.
Gadis yang begitu unik, sungguh sangat menarik perhatianku.
Sering kali kutersenyum sendiri melihat tingkah polahnya.

Kali ini, kutemukan sepucuk surat yang diselipkan dibawah bangku tua tepi laut itu.
Sepucuk surat yang mungkin tak akan sampai pada tujuannya.


Sepucuk surat untuk Sun Ju


Aku cemburu pada angin yang selalu kau bisikkan ucapan rindu.
Aku cemburu pada hujan yang selalu kau titipkan do’a.
Aku cemburu pada laut yang selalu kau teriakkan segala kegelisahan.
Aku cemburu pada sawah-sawah hijau yang selalu kau berikan senyuman.
Aku cemburu pada rembulan yang selalu kau sapa dengan hangat.
Aku cemburu pada mereka yang kau jadikan tempat berbagi segala suka dan duka.
Aku cemburu...



Tertanda

El Lin


Sabtu, 09 April 2011

Hujan Pagi Ini

Rintik hujan turun bagai permadani
Membasahi bumi pagi ini
Meciptakan harum kasturi
Menyejukkan hati

Di negeri atas awan sana;
dapat kau lihat,
Bidadari-bidadari bermata jernih
Riang bermandikan pelangi

Dan kita duduk menyepi ditepi jendela masing-masing
Memandang bulir hujan yang membasahi bumiku dan bumimu,
Meresapi belaian angin yang menyibakkan ujung tiraiku dan tiraimu
Terdiam; saling merangkai kata dalam hati
Hanya tersenyum,
Lalu menulis kembali

Berharap agar do’a yang kita lantunkan sedari tadi
Menembus langit
Dan dipeluk bidadari.

Sebuah Tanya


Apa kau dengar suara angin yang berhembus?
Menggoyangkan rumput-rumput itu.
Memainkan tirai-tirai itu.
Mendendangkan nyanyian rindu.

Apa kau lihat rintik hujan di sore ini?
Menurunkan jutaan malaikat.
Melayangkan untaian panjang do’a-do’a kita.

Apa kau pandang sinar bulan malam ini?
Ku pandang dengan lekat; aku jadi teringat.
Sebuah kisah tentang istana bulan.
Dan tentang pangerannya yang tak kunjung datang.

Apa kau perhatikan arak-arakan awan disana?
Putih bersih bagai kapas tak ternoda.
Tapi menggodaku untuk tersenyum;
Mengingat betapa inginnya aku terbang kesana.
Singgah ke negeri atas awan.

Suara langkah mu kini ku cari di luas rimba.
Satu, dua kumbang menyapa.
Tiga, empat harimau mendekat.
Lima, enam ular menggoda.
Ah, tapi bukan mereka yang ku nanti...

Jika kau mengerti,
Ingin rasanya ku berbisik;
Datanglah kemari.
Temani aku lagi.
Memandang hujan dan pelangi.

Sebuah Renungan


Kenapa aku di uji?
“Yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun.”[al Mulk: 2]

Di uji dalam bentuk apa?
“Dan kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”(155)
“(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un” (sesungguhnya kami milik Allah, dan kepadaNyalah kami kembali).(156)
“Merekalah yang memperoleh ampunan dan rahmad dari Tuhannya, dan merekalah orang-orang yang mendapat petunjuk.”(157)
[al Baqarah:155-157]

Bagaimana aku harus menghadapi ujian tersebut?
“Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Dan (sholat) itu sungguh berat, kecuali bagi orangt-orang yang khusyuk.”[al Baqarah: 45]

Mengapa ujian itu begitu berat?
“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari kebajikan yang dikerjakan dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (mereka berdo’a), “Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Wahai Tuhan kami, janganlah Eangkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang sebelum kami. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Enggkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang yang kafir” [al Baqarah: 286]

Kepada siapa aku berharap?
“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan”[al Fatihah:5]

Lalu apa yang aku dapat dari semua ini?
“Dan orang-orang yang sabar karena mengharap keridhoan Tuhannya, melaksanakan sholat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan, serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik).”(22)
“(yaitu) surga-surga ‘Adn, mereka masuk kedalamnya bersama dengan orang yang shaleh dari nenek moyangnya, pasangan-pasangannya dan anak cucunya, sedangkan para malaikat masuk ketempat-tempat mereka dari semua pintu."(23)
“(sambil mengucapkan), “Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu.” Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu.(24)
[ar Rad: 22-24]

Semoga ayat-ayat diatas dapat kita jadikan bahan renungan bagi kita.
Al Qur’an memanglah pedoman hidup, segala permasalahan apapun dimuka bumi ini ada jawabanya di dalam Al Qu’an.

“Wahai manusia! Sungguh telah datang kepadamu pelajaran (Al Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada didalam dada, dan petunjuk serta rahmad bagi orang-orang yang beriman.”[Yunus: 57]

Maka dari itu, marilah kita berlomba-lomba dalam kebaikan, membaca, mentadaburi dan mengamalkan isi Al Qur’an. Agar kita menjadi orang-orang yang beruntung.

Hanya ada dua pilihan; Mengeluh atau Bersyukur

Terispirasi dari seorang penyiar radio, yang ku dengar pagi-pagi sebelum aku berangkat kuliah. Sang penyiar berkata, hanya ada dua pilihan dalam hidup ini; Mengeluh atau Bersyukur.

Hidup di dunia ini dengan segala problematika dan cobaannya, entah itu cobaan yang membahagiakan atau menyedihakan, akhirnya akan menghantarkan kepada sikap yang dapat kita pilih sendiri yaitu Mengeluh atau Bersyukur.

Mengeluh identik dengan cobaan yang tidak menyenangkan, kita mendapat musibah, sakit, kehilangan sesuatu atau cobaan yang tidak menyenangkan lainnya; kebanyakan manusia cenderung banyak mengeluh jika diberi cobaan yang tidak menyenangkan itu. Jarang sekali manusia yang bersyukur jika diberi cobaan yang tidak menyenangkan, walupun memang ada orang yang dapat mengambil hikmah dari setiap cobaan yang diberikan kepadanya.

Jika mengeluh identik dengan cobaan yang tidak menyenangkan, seharusnya bersyukur identik dengan cobaan yang menyenangkan, seperti diberi kekayaan, kecantikan, kepintaran, kesehatan dan masih banyak lagi. Tapi pada kenyataannya, tidak jarang orang diberi cobaan yang menyenangkan terlena dan lupa untuk bersyukur. Mereka mengangap segala kebahagiaan dan prestasi yang membanggakan itu karena hasil jerih payah mereka sendiri. Mereka lupa bahwa Allah lah yang memberi segala kesenangan itu dan mereka pun lupa, bahwa segala kesenangan itupun sejatinya adalah sebuah cobaan.

Cobaan-cobaan yang Allah berikan adalah untuk mengukur tingkat keimanan seseorang, Allah tidak akan percaya begitu saja ketika hambanya berkata, “Aku beriman.” Sedangkan Allah belum menguji mereka.

Dari ujian tersebut Allah akan meningkatkan ataupun menurunkan derajat seseorang. Ujian Allah bisa kita ibaratkan ujian sekolah, katakan saja didunia ini kita sedang belajar, jika kita lulus kita akan naik kelas, dan ketika kita naik kelas pasti akan mendapatkan ujian lain yang lebih berat lagi agar dapat naik kekelas yang lebih tinggi lagi.

Maka dari itu, jika kita merasa mendapatkan ujian yang begitu berat, entah dalam bentuk ujian harta, kesehatan, ujian hati dan lainnya, kita harus yakin bahwa ujian ini untuk meningkatkan derajat kita. Tinggal kita memilih untuk lulus atau tidak dari ujian tersebut? Ingin lulus dengan nilai apa? A, B, C atau D semua itu tergantung pada diri kita sendiri.

Yakinlah Allah tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan hambanya. Karena itu, patutlah kita bersyukur atas segala sesuatu yang telah Allah berikan kepada kita. Jika Allah mengambil satu saja nikmat yang Allah berikan kepada kita, maka ingatlah betapa masih banyaknya kenikmatan-kenikmatan lain yang masih Allah berikan kepada kita. Semakin kita bersyukur, maka semakin banyak pula kenikmatan yang Allah berikan kepada kita.

Bersyukurlah, maka kau akan selalu merasa lapang.^^

Selasa, 05 April 2011

Pojok Sunyi


Dipojok sunyi itu.
Ketika angin berhembus semilir, merasuk pelan menerobos jendela memainkan ujung tirai merah.
Lagi-lagi,
Kulihat El Lin menangkupkan tangannya memejamkan mata menghadap Penciptanya.
Teduh tatap matanya; tertunduk dalam.
Sayup sayup ku dengar do’a panjangnya.
Do’a yang tak banyak berubah dari do’a- do’a dihari-hari sebelumnya.
Ku lihat air bening itu menetes lagi dari pelupuk matanya.
Semakin terisak mengadu segala kegundahan pada Rabb nya.
Siapa sangka, gadis seriang dia.
Yang gemar berlari dan melompat.
Selalu tentunduk murung ketika dipojok sunyi itu.


Ah,El Lin... sudah empat puluh tiga hari, masih saja dia berhasil membuatmu meneteskan air mata.

Aku akan bersedih bila kau tak kembali



El Lin seorang gadis bermata teduh berwajah ramah;

Seperti hari-hari sebelumnya; jam 4 sore ini dia telah duduk manis menatap laut senja.
Dihamparkan padangannya sejauh mungkin yang dia bisa.
Mencari-cari perahu yang mungkin saja ia kenal.
Dia mulai memainkan jari-jari tangannya dan mengayun-ayunkan kakinya.
Menarik nafas panjang dan berdiri tegak.

Langit senja semakin memerah saga.
Perlahan dia langkahkan kaki telanjangnya menapak lembut butir pasir yang pernah ia ukirkan sebuah nama.
Terus melangkah dan melangkah, hingga deburan ombak membasahi kakinya.
Sang ombak menyapanya ramah, sudah akrab betul mereka; saking seringnya El Lin bertandang.
Berlari kesana kemari, bermain, berkejar-kejaran dengan ombak sambil tertawa sepi.
Matanya tak pernah berpaling dari garis batas pandang laut itu; yang sering orang sebut Khatulistiwa.

Matahari sudah benar-benar tenggelam sekarang.
Parahu itu tak juga datang.

Dan seperti hari-hari sebelumnya;
Dia pulang dengan mencangking sandal kayunya.
Mengayuh pelan sepedanya.

Dan kau dapat lihat esok hari;
Seperti hari-hari sebelumnya; jam 4 sore nanti gadis itu telah duduk manis menatap laut senja kembali.

Dia berbisik kepada angin yang mungkin akan menyampaikan pesannya:
“Aku akan sedih bila kau tak kembali, karena bukankah kau pernah berjanji akan pulang jam 4 sore nanti?“

Sedikit Berdamai dengan Perasaan



Sedikit berdamai dengan perasaan..
Setelah aku amat-amati, akhirnya aku berfikir bahwa ternyata GAMBAR kucing itu imut dan lucu juga ya... :p

Senin, 04 April 2011

Tentang Perjuangan II



Hujan benar-benar lebat. Jalan depan kampus 3 sampai tak jelas ku pandang dari jendela audit lantai tiga itu.

Hm, hujan.., gumanku sambil tersenyum tipis karena hujan selalu mengingatkan ku akan sesuatu yang membuatku melantunkan doa itu...

Lamunanku terputus, dipojok sana kulihat gadis manis dan imut, kawan seperjuanganku; memanggilku pelan.

Dan ku melihat Kisah Perjuangan yang kedua di hari itu..

Dia : Inung....
Aku : ^^ [hanya membalas panggilan itu dengan senyuman]
Dia : Aku jadi pengen nangis..
Aku : Semangat An, Teguhkan Niatmu Mencapai Tujuanmu!!

Belum usai ku meniru pesan dari bu Djasman, Dia telah menarik ujung jilbab merah keungu-unguannya menyeka air mata yang mengalir dari ujung mata teduhnya.

Aku : Aduh sayang jangan nangis..

Tiga orang penyanyi dadakan berbekal gitar mulai menyanyikan lagu untuk menghibur teman-teman diakhir dialog itu. Dan aku sudah tidak nyaman duduk di kursiku, ingin sesegera mungkin menghampirinya dan memelu erat dan menenangkan tangisannya.

Aku : Sayang... (sambil merengkuh pundaknya)
Dia : Aku capek Nung... (Isakan tangisnya semakin kencang)
Aku : Yaudah, nangis aja gag papa sampe lega...
Dia : Sebenere gag pengen nangis, tapi gag kuat lagi. Kok kaya gini ya Nung...
Berat banget, temen-temen diajak berjuang susah banget. Diajak kumpul buat evaluasi aja gag ada yang pada datang.. padahal tadinya bilangnya iya iya..
Gimana caranya nyadarin mereka kalo mereka sekarang ini pemimpin bukan kader lagi..
Capek Nung, apa-apa aku.. bla.. bla..bla.. [dan masih panjang lagi]

Aku : Aku minta maaf ya An...
Habis ini kita ke komsat aja, tetep lanjutkan agenda kita..

Maafkan aku karena sudah tak besamamu lagi berjuang bersama-sama di komisariat seperti dulu.
Maafkan aku karena kau harus merasa berjuang sendirian.
Maafkan aku karena terlalu berat beban yang harus kau pikul sendirian.
Tapi aku masih inung yang dulu, tidak ada yang berubah.
Bagilah bebanmu, dan aku siap kau ajak jatuh bangun melompat dan berlari seperti yang pernah kita lakukan bersama dahulu.

Dan di penghujung malam itu..

Sms mu masuk di Hpku:
“Terimakasih untuk pundak mu, sayang..^^”

Segera ku balas pesanmu:
“Sama-sama sayang..^^, letakkanlah tanganmu diatas bahuku. Biar terbagi beban itu dan tegar dirimu. Di depan sana cahya kecil tuk memandu, tak hilang arah kita berjalan menghadapinya.”




*Untuk semua sahabat seperjuanganku:
Tak akan tercipta nahkoda yang tangguh dilautan yang sepi.
Selalu teguhkan niat kita untuk berjuang.
Ada pahala disetiap letih kita.^^

Tentang Perjuangan I

Seharian ini Jogja begitu adem bagi para penghuninya. Hujan tak bosan-bosannya mengguyur kota Istimewa ini dari subuh tadi hingga malam hari.

Siang ini, ku laju kencangkan motorku berlomba dengan mendung yang seakan tak sabar ingin menjatuhkan rintik air yang menggantung di pelupuk awan gelap.

Awan tak kuasa lagi menahan bebannya, rintik air mulai lembut berjatuhan; ketika kumulai melihat Kisah perjuangan yang pertama.

Seorang Ibunda yang sudah sepuh, 72 tahun. Tapi jika kalian melihat semangatnya, masih seperti gadis berumur 21 tahun; beliau adalah Ibu Elyda Djasman, istri alm. Bapak Djasman Al Kindi pelopor berdirinya IMM dan kini namanya dipakai sebagai nama cabang IMM.

Beliau di usia senjanya masih begitu bersemangat menghadiri undangan teman-teman IMM untuk berdialog; bercerita tentang awal IMM berdiri dan perjuangan-perjuangan para pelopornya. Beliau bercerita betapa perjuangan bukanlah sesuatu yang mudah, penuh rintangan dan memerlukan kesabaran dan keteguhan yang luar biasa.

Beliau bertutur betapa dalamnya makna mars IMM yang kala itu beliau dan kawan-kawan buat. Tapi sayangnya generasi penerus IMM kurang memaknai kandungan mars IMM itu sendiri. Beliau bercerita bahwa awal berdirinya IMM kala itu penuh tantangan dan sindiran-sindiran, tapi beliau dan para pelopor lainnya ingin membuktikan bahwa IMM merupakan organisasi harapan umat , maka dari itu di dalam mars IMM terdapat syair “ pewaris tampuk pimpinan umat nanti” jadi diharapkan kader IMM menjadi pemimpin-pemimpin umat nanti.

Untuk mewujudkan hal tersebut tentulah bukanlah hal yang mudah. Masih banyak hal-hal yang harus diperbaiki, bahkan kader-kader IMM perlu dibangunkan dan disadarkan bahwa dipundak kita terdapat harapan yang sangat besar. Kita terlalu lama terlena.

Malu rasanya melihat Ibu Elyda di usia senjanya masih gigih berjuang untuk A’isyiyah dan masih semangat untuk bertemu adik-adiknya di IMM; membakar semangat kami yang kadang redup kadang menyala. Dan selalu memotivasi kami agar selalu gigih berjuang.

Diakhir dialog itu, kala begitu banyak malaikat turun bersama derasnya hujan yang selalu menyejukkan hatiku ketika memandangnya, Bu Elyda Djasman berpesan kepada kami sambil benyanyi:

TEGUHKAN NIATMU MENCAPAI TUJUANMU
TERUSKAN LANGKAHMU SAMPAI AKHIR KHAYATMU


[salut untuk perjuangan Bu Elyda Djasman Al Kindi]

Sabtu, 02 April 2011

Tentang Ayah

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, anak perempuan yang sedang bekerja di perantauan, anak perempuan yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, anak perempuan yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya..akan sering merasa kangen sekali dengan ibunya.

Lalu bagaimana dengan Ayah?

Mungkin karena ibu lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata ayahlah yang mengingatkan Ibu untuk menelponmu?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Ibulah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Ayah bekerja dan dengan wajah lelah Ayah selalu menanyakan pada Ibu tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil. Ayah biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda. Dan setelah Ayah mengganggapmu bisa, Ayah akan melepaskan roda bantu di sepedam..

Kemudian Ibu bilang : “Jangan dulu Ayah, jangan dilepas dulu roda bantunya” ,
Ibu takut putri manisnya terjatuh lalu terluka.
Tapi sadarkah kamu?

Bahwa Ayah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.

Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Ibu menatapmu iba.. Tetapi Ayah akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang.”

Tahukah kamu, Ayah melakukan itu karena Ayah tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

Saat kamu sakit pilek, Ayah yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :
“Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”.
Berbeda dengan Ibu yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.
Ketahuilah, saat itu Ayah benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja.
Kamu mulai menuntut pada Ayah untuk dapat izin keluar malam, dan Ayah bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”.
Tahukah kamu, bahwa Ayah melakukan itu untuk menjagamu?
Karena bagi Ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat – sangat luar biasa berharga..

Setelah itu kamu marah pada Ayah, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu
Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Ibu.
Tahukah kamu, bahwa saat itu Ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,
Bahwa Ayah sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?

Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu,

Ayah akan memasang wajah paling cool sedunia. ^^
Ayah sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..

Sadarkah kamu, kalau hati Ayah merasa cemburu?
Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Ayah melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.

Maka yang dilakukan Ayah adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir..
Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut – larut,
Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Ayah akan mengeras dan Ayah memarahimu...
Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Ayah akan segera datang?

“Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Ayah”
Setelah lulus SMA, Ayah akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Sarjana.
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Ayah itu semata – mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti…
Tapi toh Ayah tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Ayah..

Ketika kamu menjadi gadis dewasa…..Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain…
Ayah harus melepasmu di bandara.

Tahukah kamu bahwa badan Ayah terasa kaku untuk memelukmu?
Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini – itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .
Padahal Ayah ingin sekali menangis seperti Ibu dan memelukmu erat-erat.

Yang Ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.
Ayah melakukan itu semua agar kamu KUAT, kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Ayah.

Ayah pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Ayah tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan.

Kata-kata yang keluar dari mulut Ayah adalah : “Tidak.. Tidak bisa!”
Padahal dalam batin Ayah, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Ayah belikan untukmu”.

Tahukah kamu bahwa pada saat itu Ayah merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.
Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”

Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Ayah untuk mengambilmu darinya.
Ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin..
Karena Ayah tahu...

Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya.
Saat Ayah melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Ayah pun tersenyum bahagia..
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Ayah pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?

Ayah menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Ayah berdoa..
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Ayah berkata:

“Ya Allah, ya Tuhanku..Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita dewasa yang cantik. Bahagiakanlah ia bersama suaminya.”

Setelah itu Ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk,
Ayah telah menyelesaikan tugasnya menjagamu..

Ayah, Bapak, atau Abah kita…Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat.
Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis,
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .

Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal.






Nb: Cacatan ini aku dapat dari seorang teman; mbak Jujuk.
[Mbak Jujuk, saya minta ijin untuk posting catatan ini ya..^^]

Cacatan Akhir Tahun 2010

Ini adalah malam tahun baru 2011. Sekarang aku sedang duduk diantara adek adekku kelas enam di asrama Zaenab yang ku cinta ini. Kita sedang heboh bakar-bakar jagung sambil dengerin musik. Lagunya Peterpan ‘Mimpi yang sempurna’.

Di luar asrama sana bising suara kendaraan yang berjejalan seperti semut. Antri macet pada mau ke alun-alun merayakan pergantian tahun ini.

Tapi kami disini punya cara sendiri dalam memaknai tahun baru ini. Terserah saja di luar sana begitu ramai. Kami disini di dalam asrama ini semuanya bergembira,sama sekali tak merasa dikekang, sama sekali tak merasa di penjara, sama sekali tak merasa iri untuk ingin keluar ikut berjejalan dengan orang-orang asing itu.

Kami bahagia di sini, kami gembira disini. Dengan cara kami sendiri...

Selamat bergembira adek-adekku tersayang...

Semoga setelah berganti hari ini berganti tahun ini, kita akan menjadi insan-insan yang lebih baik.

Selamat tahun baru, selamat bergembira.

Ku lihat mb Rayi dengan kaos orange nya dan sarung merah garis-garisnya begitu bersemangat mengipas-ngipas jagung yang telah diolesin margarin dan saos oleh mb Ambar dan mb Ifana.

Unik dan Aming juga tidak kalah semangat mengerahkan segala kekuatan dan tenaganya mengayuhkan kerdus agar si jagung cepat masak.

Mb Sorong, sang photografer begitu asyiknya memainkan kameranya dan main jepret sana sini membidik gambar lucu dan tingkah-tingkah unik teman-temannya.

Di depanku ada dua gadis pendiam ( ya setidaknya mereka sekarang sedang berdiam diri) Dias dan Lutfi, mereka anteng banget hanya tersenyum dan memandang teman-temannya yang betingkah lucu.

Dan di sampingku ini ada Ulul, yang lagi asyik makan jagung bakar hasil kerja keras Unik dan Aming, sambing senyum-senyum gitu liat aku ngetik dan liat temen-temennya nyanyi lagu Shela seiring dengan lagu yang beralun di laptopku.^^

Dan disamping Ulul ada patner setiaku, Ust Rahma yang baik banget nyuapin aku jagung bakar yang masih panas,dia tau klo aku sendiri yang belum maem jagung.

Di samping kiriku ada seorang gadis kecil manis bernama Anis, lagi asyik banget dengan jagung bakarnya.

Mbak Sorong yang baik hati, lucu dan endut tiba-tiba menjepretku dengan kameranya.
Temi, gadis yang ingin masuk sastra Inggis ini dengan baik hatinya memberiku sebuah jagung panas.

Ada lagi, Eliza, gadis putih dan cantik barusan di dzolimi oleh Ifana, di suapin tapi bibirnya jadi belepotan semua. :D

Di depan pintu kamar Musdolifah Jay dan Iffah pasang gaya siap untuk di jepret kamera mb Sorong.

Di pojok taman sana ada mb Eni sama Ami lagi ulet ngolesin calon jagung bakarnya dengan margarin dan saos.

Lagu yang berdengdang kini ‘Sahabat Sejati’ nya Sheila.

Di pojok tembok sana ada Tiwi yang begitu khusuknya makan jagung bakarnya sampai jilat-jilat jari-jari tangannya.:D

Oiya, aku sudah cerita belum ya tentang satu adekku yang bernama Irmina? Dia lucu banget, cerewet, galak tapi manja. Sekarang dia lagi asyik bakar jagung menggantikan posisi Unik.

Dan lagu yang mengalun sekarang adalah ‘Seberapa Pantas’ nya Sheila. Pernah jadi soundtrack of my life until now maybe.:D
Oiya, aku belum cerita tentang Tikab. Dia adalah saudara kembarnya mb Sorong, kembar ndutnya maksudnya. Heheheh, (canda kok mb..:p)

Ada juga Lila, mb Tatik yang asyik sendiri dengan kerjaannya sendiri-sendiri.
Ini mb NH juga, khusuk banget baca buku islami ‘romantis’ sampai tidak tergoda dengan keramaian teman-temannya.

Ahha,, sekarang ni kita gag tahan menggerakkan badan, walupuncuma kepala, tangan atau pinggul denger lagu ‘Mari kemari’ yang direcycle oleh Piterpan. Asyik Sist..^^

Di laptopku baru menunjukkan jam 23:11, masih kurang 55 menit lagi ke jam 00:00.

Dan lagu yang sedang mengalun sekarang adalah ‘Yang Terdalam’ nya Piterpan dengan liriknya ‘Maafkan jika kau ku sayangi dan bila ku menanti’.

Akhirnya,bakar-bakar jagung usai sudah; padalah baru juga jam setengah 12, adek-adek uda pada kekenyangan. Dan sebagai wanita yang sholihah dan rajin juga cinta kebersihan mereka langsung membersihkan sampah dan merapikan taman. (Bagus, bagus, bagus..^^)

Lagu yang mengalun sekarang ‘Tapi Bukan Aku’nya Krispatih, ‘ Jangan lagi kau sesali keputusanku, ku tak ingin kau semakin kan terluka.’=(

Dan sekarang ‘Anugerah Terindah’nya Sheila sedang mengalun.^^
'Tegaskan bahwa hatimu, anugerah terindah yang pernah ku miliki'

Okeh, tahun baru masih setengah jam lagi. Acara bakar-bakar telah selesai.

Adek-adekpun telah beranjak dari pesta kebun kecil –kecilan yang meriah dengan kehangatan jagung dan keindahan senyum yang terukir dari bibir-bibir kami.

Adek-adek berpidah ke mushola pada nonton TV, ada juga beberapa yang memilih tinggal dikamar untuk membaca buku yang mereka suka.

Yah, beginilah cara kami untuk menikmati pergantian tahun ini.
Cara kami sendiri ini, cara yang bagi kami indah.

Hmm, suara kembang api mulai memeriahkan malam mewarnai langit yang tak berbintang.
Dan aku akhiri tulisan ini sebelum tahun berganti baru.

Agar ini menjadi tulisan terakhirku di tahun ini.

Dengan segenap senyum dihati dan rindu yang terhanyut sepi ku akhiri tulisan ini.
Selamat menyambut tahun baru yang lebih baik.^^





-Memory of 31 Desember 2010-

Jogjaku



Baru saja, di sore hari ini, 13 Oktober 2010. Aku begitu gembira.

Awalnya, aku yang sedang mengobrol seru dengan adek-adekku karena dipintu kamar mereka di temple foto-foto dan lambang berbagai universitas. Dan di atas foto-foto itu tertuliskan “Universitas Impian kami”. Dari lambang unversitas yang aku sangat kenal sekali yaitu UAD, UGM, sampai lambang unversitas yang aku sama sekali tidak kenal, seperti unversitas denpasar,dan saking katroknya lambang unversitas Indonesia dan Unair pun asing dimataku. Dipojok bawah juga ada lambang universitas Sorbone, Oxford, Singapura dan masi banyang lagi.

Sedang asyik-asyiknya bercanda membicarakan unversitas idaman adek-adekku itu. Tiba-tiba aku terdoga dengan suara keras yang datang dari arah jalan depan asramaku.
Langsung saja aku dan adek-adekku melongok kejendela, ingin tau apa yang terjadi di luar sana.

Dan ternyata ada pawai untuk memeriahkan hari lahirnya kota Jogjakarta yang ke 254.
Di urutan pertama ada drumband dengan seragam kebaya dan blangkonnya. Diteruskan dengan mobil bak terbuka di naiki oleh sepasang pengantin yang berbaju adat Jogjakarta. Dibelakangnya ada anak-anak bermain kuda lumping dan tak lupa dengan blangkon yang menghiasi kepala mereka. Diikuti dengan barongan dan banyak iringan sepeda, becak sampai iring-iringan delman dengan hiasan yang cantik.
Yang naik diatasnya adalah adek-adek SD dan TK yang ada di DIY. Mereka sungguh terlihat sangat lucu sekali.

Setelah itu aku berfikir, 254 tahun. Sudah tua juga ya kotaku tercinta ini. Jika ku ingat-ingat kembali sudah banyak perubahan yang terjadi di kota penuh sejuta kenangan ini.

Aku jadi ingat ketika kecil betapa senangnya aku jika di ajak ke tempat simbah untuk liburan di Jogja. Walaupun aku mabuk bis, tapi bayangan Jogja begitu mempesonaku.
Waktu aku masi kecil, Jogja belum seperti sekarang ini.
Jogja itu adem, udaranya enak, sejuk, dingin. Karna itu aku selalu senang di Jogja, karena udara di Kendal sangat panas.

Tapi sekarang, lima tahun sudah aku berada di kota ini. Walaupun kota ini tetap menjadi kota yang paling aku cintai sampai kapanpun, tapi Jogja sekarang begitu panas. Udara tak sesejuk dulu lagi, polusi dimana-mana. Bahkan beberapa kali terjadi gempa.

Jogja ku sekarang sudah tua, mulai sakit-sakitan rupanya.




-Memory of 13 Oktober 2010-